1. Setting IDE
Anda  pasti menginginkan transfer data pada harddisk secepat mungkin. Untuk  memperolehnya, Anda perlu melakukan sedikit sentuhan pada harddisk Anda.  Kadang, kita memang beruntung jika vendor sudah meletakkan jumper dan  setting harddisk pada posisi yang optimal. Namun, ada baiknya juga  melihat sendiri untuk membuktikannya.
SOLUSI : Periksa setting jumper pada harddisk Anda. Lokasi jumper  untuk harddisk tertetak di bagian belakang, tepat di sebelah slot untuk  konektor dan kabel power. Petunjuk setting jumper berada di bagian atas  harddisk. Untuk melihatnya, lepas terlebih dahulu harddisk dari dalam  komputer atau melihat petunjuk ini pada situs produsen harddisk Anda.
Format label juga hampir sama dalam setiap harddisk yang ada di pasaran,  yakni berupa tabel yang sangat mudah dibaca. Pastikan untuk masuk ke  menu setting BIOS setelah mengatur posisi jumper dan memasang kembali  harddisk dengan benar. Simak, apakah harddisk sudah di-detect dengan  balk oleh BIOS. Jika sudah, maka langkah ini sudah berhasil Anda  lakukan.
Di PC Media, digunakan setting standar untuk ini. Setting tersebut  berupa pasangan harddisk yang paling sering diakses dalam satu konektor.  Sedangkan, satu konektor lainnya digunakan CD-RW dan harddisk lain yang  jarang terpakai. Perlu diperhatikan, kecepatan transfer pada dua  harddisk di satu channel tentu berbeda dengan dua harddisk di dua  channel yang berbeda.
Primary Master : Harddisk utama (yang tercepat dan berfungsi sebagai sistem operasi).
Primary Slave : DVD-ROM
Secondary Master : CD-RW atau DVD-R
Secondary Slave : Harddisk tambahan
2. Gunakan Hardware yang Sepadan
Windows  XP akan benar-benar menjadi sistem operasi yang andal jika bekerja  dengan RAM atau memory yang memadai. Parahnya, RAM bukan barang yang  termasuk murah. Pelajaran yang bisa diambil, jangan kurangi kebutuhan  RAM sistem operasi yang Anda gunakan dan aplikasi lain yang Anda  butuhkan.
SOLUSI : Sebagai hardware yang cukup berpengaruh dalam kecepatan  komputer, kapasitas memory memang harus diperhatikan. Kami  merekomendasikan memory 256MB sebagai batas minimal dalam satu komputer.  Memang dalam hardware requirement yang diminta Windows XP tertera 64MB,  namun beberapa aplikasi membutuhkan memory hingga 128MB. Namun  percayalah, dengan memory 256MB dalam PC Anda akan menjadikan kinerjanya  mulus tanpa tersendat-sendat. Perhatikan juga jenis memory yang hendak  Anda beli harus disesuaikan dengan chipset motherboard Anda. Pastikan  komputer Anda sudah memiliki memory yang cukup, sebelum menyadari  kinerjanya yang lambat dibandingkan komputer tetangga sebelah.
3. Convert Harddisk keNTFS
Dibandingkan  dengan FAT32, format NTFS (New Technology File System) memiliki  performa yang lebih baik, lebih aman, dan lebih tahan uji. Sebab, dengan  NTFS, maka data otomatis akan dienkripsi. Dengan perubahan ini, mungkin  kinerja komputer sedikit lebih lambat dari sebelumnya. Namun,  keuntungannya tetap lebih banyak. Ada beberapa keuntungan menggunakan  NTFS daripada FAT atau FAT32 (format file management pada Windows 98 dan  95) di antaranya adalah dari sisi performa yang lebih baik, keamanan,  dan tahan uji.
SOLUSI : Mengubah format harddisk dari FAT32 ke NTFS sangat  mudah, namun jangan dianggap remeh. Ada kemungkinan proses ini  menyebabkan kerusakan permanen seluruh data dan sistem operasi beserta  aplikasi di dalamnya. Pastikan untuk mem-back-up semua data lebih  dahulu. Jika sudah, tekan tombol Windows + R (klik start, pilih “run”)  untuk membuka Command Prompt. Ketikkan “convert x: / fs:ntfs” (tanpa  tanda petik dan huruf x adalah drive yang akan di-convert). Ikuti semua  proses hingga selesai. Setelah proses ini selesai, restart komputer.  Saat masuk Windows lagi, Anda sudah mendapatkan format NTFS.
4. Update Driver
Meng-update  driver melalui fitur Windows Update mungkin sudah bisa menanggulangi  masalah driver Anda. Namun, perlu diperhatikan bahwa driver yang  tersedia di Windows Update hanya driver tertentu saja, yakni driver yang  sudah memiliki tanda lulus sertifikasi WHQL (Windows Hardware Quality  Lab). Banyak produsen hardware, entah dengan alasan apa, tidak memakai  sertifikasi ini. Windows akan mengingatkan apabila user mencoba  menginstalasi menggunakan driver yang tidak memiliki WHQL.
Cobalah untuk selalu menggunakan fitur pada Windows XP, yakni System  Restore. Dengan fitur ini, maka Windows akan mengembalikan ke sistem  semula bila ternyata driver baru malah tidak stabil atau menyebabkan  konflik dengan driver lain. Dengan fitur ini, maka tidak perlu khawatir  mencoba driver terbaru pada Windows XP. Baik yang sudah memperoleh  sertifikat WHQL atau tidak. Untuk mengaktifkan fitur ini secara manual,  masuk lebih dahulu ke restore points.
SOLUSI : melalui utiliti System Restore di [ Start ] > [ All Programs ] > [ Accessories ] > [ System Tools ].
5. Update Driver Chipset
Jika  Anda menginstalasi Windows XP atau Me tanpa menginstalasi driver  chipset motherboard, maka komputer tidak stabil. Bisa jadi lebih parah  lagi, misalnya Windows tidak bisa diakses. Driver chipset berfungsi  menghubungkan sistem operasi dengan motherboard. Windows XP dan Me  memang sudah menyediakan database driver. Namun, ada kemungkinan databse  tersebut terbatas dan tidak bisa dimanfaatkan secara maksimal atau  driver di database tersebut sudah tidak up to date. Untuk memperoleh  hasil performa maksimal dan stabilitas kinerja komputer Anda, selalu  gunakan driver chipset terkini dari sumber terpercaya.
SOLUSI : Kebanyakan driver untuk motherboard diperoleh bersamaan  dengan pembelian barangnya, namun tidak ada salahnya membuka situs  vendor chipset motherboard dan men-download driver terbaru yang sesuai.  Kemudian instalasi pada Windows XP. Dengan update driver, bisa menambah  stabilitas dan daya tahan motherboard serta menambah kecepatannya.  Sebab, kadang update tersedia untuk memperbaiki bug atau cacat produksi.
6. Update BIOS
Jika  Anda trauma mendengar istilah flash BIOS, maka abaikan saja langkah  ini. Wajar memang, mengingat langkah ini adalah tip paling menantang dan  berbahaya di antara sekian tip-tip lainnya dalam artikel ini.  Risikonya, jika saat melakukan langkah ini salah sedikit saja, maka  motherboard bisa dipastikan tidak dapat digunakan lagi. Jadi pikir lagi!  Apakah Anda sudah siap menerima risiko yang tidak mengenakkan ini?  Mengganti motherboard! Keluar uang, lagi. Pekerjaan terganggu, keasyikan  bermain games tertunda, dan banyak koleksi musik yang menunggu diputar  kembali. Namun sebaliknya, jika Anda berani menerima tantangan ini dan  lolos, maka Anda juga akan memperoleh keuntungan yang sepadan. Bug pada  motherboard hilang, lebih banyak hardware yang bisa di-support, dan  kinerja yang jauh lebih cepat serta stabil dari PC Anda. Jadi, pikirkan  masak-masak dulu!
SOLUSI : Jika  sudah mantap, saat booting, perhatikan pada bagian atas layar. Di situ  tertera identitas BIOS dan revision number komputer Anda. Catat baris  ini. Karena waktu pemunculannya yang singkat, mungkin dibutuhkan  beberapa kali booting untuk menyalin semua angka dan abjad yang ada.  Jika muncul “iklan” berupa logo produsen motherboard yang Anda gunakan,  tekan tombol Esc atau tab. Tergantung pada jenis motherboard Anda.
Namun sebenarnya ada cara yang lebih sederhana, tekan tombol Del atau F1  untuk masuk dalam BIOS. Di dalamnya, identitas BIOS sudah tercatat  dengan lengkap. Periksa sekali lagi untuk memastikan urutan huruf dan  angka secara benar.Setelah disalin, identitas BIOS bisa dicek melalui  sebuah situs, yakni situs resmi produsen motherboard Anda. Cari update  BIOS terbaru di situs tersebut dan pastikan benar-benar sama dengan BIOS  Anda. Biasanya ukurannya tidak lebih besar dari sebuah disket. Jika  sudah ketemu, download dan simpan kemudian copy ke dalam sebuah disket.  Setelah itu, atur booting dari disket lalu ikuti langkah semi langkah  secara teliti. Pastikan tidak ada salah persepsi atau salah mengartikan  perintah. Satu kesalahan berarti maut bagi motherboard Anda. Sekadar  catatan, saat meng-update BIOS, Anda biasanya membutuhkan floppy drive.  Suka atau tidak suka, tidak ada jalan lain kecuali memasang floppy drive  sebelum menjalankan tip ini. Setelah selesai digunakan, simpan selalu  file untuk update BIOS jika dibutuhkan lagi sewaktu-waktu. Lebih baik  lagi jika semua driver untuk komputer di-back-up dalam sebuah sebuah CD  untuk memudahkan apabila sewaktu-waktu diperlukan.
7. SiSoft Sandra
Chip  komputer bisa diumpamakan seperti kumpulan kacang goreng dalam satu  kemasan. Di antara sekian banyak isinya, pasti ada yang terasa pahit  atau tidak enak di Lidah. Demikian juga komputer yang jelek. Biasanya,  komputer jelek bekerja dengan baik saat pertama digunakan. Namun setelah  sekian lama digunakan, kinerjanya sedikit demi sedikit kian menurun.  Ujung-ujungnya, kita juga yang susah. Sebab harus menyediakan waktu  luang lebih untuk mengeset dan mengatur ulang konfigurasinya. Mungkin  saja harus menyediakan uang lebih untuk menambah komponennya. Itulah  sebabnya, saat kali pertama menggunakan komputer baru lebih baik kita  uji kemampuan optimalnya. Apakah stabil dan bekerja dengan baik seiring  berkurangnya usia garansi, atau tidak. Sama persis dengan yang dilakukan  oleh para pemilik sepeda motor yang menggeber kendaraannya hingga ke  batas maksimal saat kondisinya masih baru. Lebih baik jika kita bisa  melihat kekurangannya jauh hari sebelum penyesalan muncul. Bukankah  penyesalan kemudian tiada guna?
SOLUSI :  Gunakan versi free SiSoft Sandra pada CD PC Media. Setelah terinstalasi  dengan baik, program yang bersumber dari www.sisoftware.net ini jika  dijalankan bisa memberi beberapa pilihan. Di antaranya subsistem mana  yang hendak kita tes kemampuan optimalnya. Kemudian Sandra akan memberi  beberapa perintah berkelanjutan yang panjang dan berat. Tes ini akan  berjalan beberapa jam. Jika PC Anda mampu bertahan dalam tes Sandra,  maka bisa dikatakan PC tersebut sudah layak untuk digunakan. Begitu  andalnya kemampuan benchmark-nya, SiSoft Sandra digunakan oleh kalangan  luas sebagai acuan penilaian sebuah komputer, termasuk PC Media. Selain  SiSoft Sandra, ada juga beberapa program lain yang sama fungsinya. Namun  sampai saat ini, SiSoft Sandra masih yang paling baik dan mudah  penggunaannya.
8. Buat Partisi Khusus untuk Data
Data,  dalam bentuk apapun juga, sangat mahal harganya. Naskah skripsi, surat  cinta, foto kenangan, dan lain sebagainya tidak akan tergantikan jika  sampai hilang. Itulah sebabnya, meletakkan data pada satu area dengan  sistem operasi yang kemungkinan mengalami sistem crash atau error  lainnya sangat berisiko tinggi.
SOLUSI : Idealnya,  ada satu partisi khusus dalam harddisk kita yang tidak terganggu oleh  sistem operasi, Jika sistem operasinya error, maka data akan tetap  terselamatkan. Cara membuat partisi cukup mudah. Misalnya, menggunakan  FDISK atau saat instalasi Windows XP. Jika Windows XP sudah  terinstalasi, gunakan Partition Magic dari PowerQuest. Saat membuat  partisi, pastikan ukurannya cukup memadai untuk kebutuhan Anda, baik  untuk saat ini atau untuk masa mendatang. Lebih baik lagi jika ada dua  buah harrdisk yang berbeda, satu untuk sistem operasi beserta  program-program saja dan satunya khusus untuk data. Meskipun melakukan  partisi bisa dilakukan pada Windows XP dengan mudah, tidak ada salahnya  menggunakan salah satu program favorit untuk mempartisi, yakni Partition  Magic.
9. Patch PC
Ada  tiga jenis update untuk melengkapi instalasi Windows XP. Pertama, biasa  disebut dengan “critical updates”. Update jenis ini digunakan untuk  memperbaiki security hole– yang bisa menyebabkan seseorang menyusup  dalam PC, dan coding blunders yang menutup kemungkinan semua atau  sebagian sistem operasi bentrok atau konflik.
Kedua-”Windows  XP update” untuk memperbaiki bug-update komponen Windows dan menambah  kinerja sistem operasi. Dan ketiga “update driver” untuk menambah  stabilitas dan daya tahan hardware yang bekerja di bawah Windows.  Sayangnya, banyak update yang meminta restart komputer untuk  menyelesaikan instalasi. Ini berarti, kita harus masuk Windows beberapa  kali untuk menyelesaikan semua instalasi update Windows.
SOLUSI :  Klik [ Start ] > [ All Programs ] > [ Windows Update ]. Instalasi  lebih dahulu update yang paling penting. Kemudian restart komputer dan  buka lagi Windows Update untuk update driver yang lainnya. Terakhir,  ulangi sekali lagi untuk instalasi tambahan yang lain. Cara yang sedikit  bertele-tele ini bisa menjadikan hasil update bekerja maksimal.
10. Simpan Master Program dalam Satu Lokasi
Tentu  Anda pernah mendengar petuah bijak “Jangan metetakkan semua telur datam  satu keranjang”. Namun untuk master program atau program yang belum  diinstalasi, lebih baik disirnpan dalarn satu folder. Termasuk di  dalamnya, hasil. program download, freeware, shareware, driver beserta  update-nya, utiliti, dan lain sebagainya. Folder ini akan berfungsi  sebagai tool box. Bedanya, jika tool box di mobil berisi berbagai alat  perbengkelan, maka folder ini berisi berbagai macam software yang  berguna.
SOLUSI :  Buat sebuah folder baru dan beri nama tool box atau nama lain yang Anda  kehendaki. Intinya, bedakan identitasnya dengan folder lain. Kemudian  simpan folder ini di tempat yang terpisah dengan file lain. Termasuk  terpisah dengan folder default data, yakni My Documents. Lebih baik Lagi  folder tool box ini dipisah pada drive yang lain untuk mencegah ikut  rusak bersama file system atau data dalam My Documents.
11. Aktifkan Fitur DMA
Hampir  semua instalasi Windows XP sudah meletakkan setting DMA (Direct Memory  Active) dengan benar. Jika tidak, maka harddisk dan CD-ROM, CD-RW atau  DVD-ROM akan menunjukkan performa yang lebih lambat. Sebaliknya, setting  DMA yang benar bisa membantu kecepatan transfer data dari dan ke  harddisk, CD-ROM, CD-RW, atau DVD-ROM.
SOLUSI :  SOLUSI sangat mudah. Pertama, klik kanan My Computer dan pilih  Properties. Kemudian klik tab [ Hardware ] > [ Device Manager ].  Pilih IDE/ATAPI controllers. Pada window yang muncul kemudian pilih  Primary IDE Channel dan pilih tab Advanced Settings. Pastikan device  yang ada diset DMA if Available. Jika masih berada dalam posisi PIO  Only, maka geser menu ke bawah hingga ke pilihan DMA if Available. Fitur  DMA bisa mempercepat kinerja harddisk, CD-ROM, dan CD RW.
12. Tweak BIOS
Bagi  pengguna PC sejati, tweaking BIOS merupakan uji nyali, tantangan, dan  sedikit godaan. Susahnya, tidak ada panduan yang sama untuk semua jenis  BIOS. Meski berasal dari produsen BIOS yang sama, kadang ada juga  beberapa perbedaan cara tweaking-nya. Namun sebenarnya, tweaking BIOS  tidak terlalu berbahaya. Selain itu, kecepatan komputer akan bertambah  setelah tweaking BIOS.Untuk memastikan bahwa hasil tweaking berjalan  sesuai rencana, jalankan komputer beberapa jam setelah metakukan satu  langkah perubahan setting untuk melihat perbedaan dari setting  sebelumnya. Jika kita menjalankan komputer saat semua setting sudah kita  ubah, maka kita tidak akan pernah tahu perubahan setting mana yang  berpengaruh terhadap kinerja komputer.
SOLUSI : Kebanyakan  BIOS akan muncul saat kita menekan tombol F1, F2, atau Del saat  booting. Jika saat booting muncul logo produsen motherboard, reset dulu  komputer. Tekan dan tahan beberapa saat tombol Esc. Jika tepat, maka  “iklan” ini tidak muncul dan BIOS bisa diakses. Kebanyakan menu untuk  tweaking ada di bawah menu Advanced Chipset Features. Secara umum,  mengubah value bisa menggunakan tombol Page Up atau Page Down atau  mungkin juga menekan Enter dan memilih value yang diinginkan. Kemudian  klik Exit dan Save serta Enter atau tekan F10.
Inilah empat fitur yang bisa dikerjakan:
1.   System BIOS Cacheable: Ubah ke posisi Disabled. Jika System BIOS Cacheable diset Enabled, maka setting ini akan disimpan di cache L2.
2.   Video BIOS Cacheable:  Ubah ke posisi Disabled. Setting ini, seperti halnya setting pada  System BIOS Cacheable, akan mempengaruhi space yang ada di cache L2  karena setting video BIOS akan disimpan di sana. Secara umum, terdapat  beberapa performa yang kecepatannya bisa meningkat seiring jumlah space  kosong pada cache L2.
3.   Video RAM Cacheable: Ubah  ke posisi Disabled. Setting ini juga akan memakan space pada cache L2.  Dengan mengubah ke Disabled, maka space pada cache L2 bisa dihemat.
4.   AGP Aperture Size:  Ubah ke 128MB. Opsi ini mengalokasikan sebuah range memori yang bisa  digunakan untuk mempercepat penyimpanan tekstur pada port grafik. Bisa  berupa map data atau vertex data pada gomes. Dulu, banyak kalangan yang  mengeset opsi ini dengan rumus satu setengah kali lipat dari sistem  memory. Perhitungan seperti ini sudah tidak layak lagi digunakan.  Bayangkan saja jika memory dalam komputer sudah mencapai 256MB hingga  1GB. Idealnya, sekali lagi, setting-nya adalah 128MB.
13. Buat Sebuah Swap File Statis
Kadang  PC kita mengalami kesulitan yang muncul karena memory penuh. Salah satu  penyebabnya adalah pengaturan swap file. Misalnya kita membuka 20 file  gambar high resolution pada komputer dengan memory 256MB, maka komputer  secara otomatis akan membuat sebuah file data temporary yang dikenal  dengan sebutan swap file. Meski file virtual memory ini berfungsi sama  seperti system memory, namun jauh lebih lambat.
Swap file disimpan di dalam harddisk. Swap file bisa diubah ukurannya  sesuai kebutuhan. Apalagi jika harddisk yang kita gunakan berukuran  kecil. Namun jika harddisk Anda berukuran 100GB, langkah ini tidak  terlalu penting. Sebab, swap file hanya memakan space beberapa megabyte  saja. Dengan mengubah ukuran swap file pada nilai yang konstan, maka  kita bisa melakukan penghematan ruang pada harddisk. Lakukan langkah ini  sesegera mungkin. ASAP. “As soon as possible“!
SOLUSI :  Pertama, buka System Properties. Cara singkatnya, tekan tombol Windows  dan Pause/Break. Klik tab Advanced kemudian klik tombol Performance  Setting. Pada window baru yang muncul, klik tab Advanced lalu klik juga  tombol Change. Untuk membuat sebuah swap file, pilih Custom size dan  isilah jumlah yang sama pada kedua kolom Initial size dan Maximum size.
Jika pada PC Anda terdapat RAM lebih dari 1GB, jumlah swap file ideamya  1,5 kali lipat dari total RAM. Jika RAM Anda sejumlah 256MB hingga 1GB,  swap file jumlahnya 2 kali lipat RAM. Kalau Anda hanya memiliki RAM  kurang dari 256MB, biarkan Windows yang mengatur ukuran swap file untuk  Anda.
Setelah membuat swap file, PC harus di-defragment. Gunakan program  defragmenter yang terbaik. Misalnya, Diskeeper dari www. executive.com.
14. Uninstall yang tidak Digunakan
Tanpa  kita sadari, komputer akan bekerja semakin lambat seiring dengan  banyaknya aplikasi atau program yang telah terinstalasi pada komputer  kita. Misalnya, servis online, utiliti kadaluarsa, dan lain sebagainya.  Apalagi program yang bekerja secara background. Sulit diketahui, tetapi  memakan memory yang tidak sedikit.
SOLUSI :  Buka Add/Remove Program pada Control Panel. Perhatikan daftar program  yang ada. Pilih dan uninstall program-program yang sudah tidak digunakan  lagi. Misalnya, sudah menginstalasi ACDSee sebagai viewer image, maka  tentu Anda tidak membutuhkan lagi viewer lain. Kemudian klik Add/Remove  Windows Components. Jika tidak yakin dengan fungsinya, jangan diubah.  Sebab, bisa jadi program yang meragukan tersebut dibutuhkan oleh Windows  supaya bisa berjalan normal. Langkah ini bisa diulangi sewaktu-waktu.
15. Matikan Program pada Background
Meskipun  sudah di-uninstall, beberapa program masih memungkinkan untuk berjalan  dan aktif pada background. Dan tentu saja, hal ini merugikan karena  memory akan tetap digunakan oleh program yang kita tidak inginkan.
SOLUSI :  Klik [ Start ] > [ Run ] dan ketik msconfig kemudian klik OK atau  tekan Enter. Klik tab Startup. Pada tab ini, akan tampak sebuah list  yang berisi semua program yang Sumber : PC Media